Jumat, 02 Maret 2012

teknik bertanya dan memberi motifasi..


TEKNIK BERTANYA DAN MEMBERI MOTIVASI
  1. Taksonomi Bloom
Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hierarki. Tujuan ini  dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan kognisi pada diri siswa sebagai hasil sebuah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang  disebut taksonomi Bloom, hanya memasukan perubahan-perubahan mental yang dapat terukur dan teramati.
Taksonomi Bloom yang dimaksud terdiri atas[1]:
v  Pengetahuan (knowledge), selanjutnya disebut C1
v  Pemahaman (comprehension), selanjutnya disebut C2
v  Penerapan (application), selanjutnya disebut C3
v  Analisis (analysis), selanjutnya disebut C4
v  Sintesis (synthesis), selanjutnya disebut C5
v  Evaluasi (evaluation), selanjutnya di sebut C6

  1. Strategi Mengajukan Pertanyaan
Ketika seorang guru  matematika mempersiapkan pembelajaran, sebuah topic atau unit, ia seharusnya menentukan dua jenis tujuan tujuan terlebih dahulu. Pertama tujan dari materi matematika yang diajarkan dan kedua adalah tujuan-tujuan kognisi yang sesuai dengan sifat materi dan karakteristik siswa yang akan dihadapi
Suatu hal yang tak kalah pentingnya dalam kegiatan belajar matematika adalah mengajukan pertanyaan (asking question). Dalam kenyataannya, mengajukan pertanyaan atau bertanya adalah pusat aktivitas dalam sebagian besar strategi belajar mengajar matematika dan dalam prosedur evaluasi hasil belajar. George polya menekankan bahwa pemecahan masalah dan metode penemuan dalam matematika sebagai sesuatu yang bagus dan potensial untuk digunakan sebagai strategi mengajukan pertanyaan dalam proses belajar mengajar matematika.
Strategi mengajukan pertanyaan dapat bermanfaat dan digunakan dalam mempertemukan sejumlah tujuan belajar yang banyak dan bervariasi, baik dalam strategi pembelajaran berkelompok maupun pembelajaran secara individual.Bila kita ingin mendapatkan jawaban dengan tingkat kognitif atau afektif yang lebih tinggi, maka guru harus menggunakan strategi mengajukan pertanyaan yang bersifat lebih tinggi pula.
Strategi mengajukan pertanyaan dapat dengan cara menggunakan metode Tanya jawab yang secara langsung sangat efektif untuk mereview topik-topik atau unit-unit secara cepat setelah mereka memperoleh sesuatu. Sesi review dapat pula digunakan untuk mempersiapkan siswa  dalam menghadapi tes sekaligus untuk memperoleh gambaran apakah mereka telah tuntas memahami materi-materi yang talah diajarkan yang merupakan materi prasyarat untuk topic-topik berikutnya[2].
Strategi mengajukan pertanyaan dapat pula digunakan dalam penyajian dan diskusi tentang topic atau unit baru. Fakta, kemampuan, konsep, dan prinsip-prinsip matematika dapat dipelajari melalui penggunaan teknik-teknik mengajukan pertanyaan yang sesuai dan relevan. Melalui pertanyaan yang relevan guru dapat melacak berapa jauh siswa dapat memahami apa yang telah disampaikan dan hal-hal apa saja yang masih belum dikuasai dengan mantap. Untuk hal ini, guru dapat menggunakan kata-kata kunci “mengapa”,”bagaimana”, atau “dimana” untuk melihat paham tidaknya siswa atas sesuatu yang telah diberikan sebelumnya

  1. Tipe-Tipe Pertanyaan
Tipe-tipe pertanyaan yang guru dan siswa ajukan dalam kegiatan pembelajaran matematika seharusnya merujuk pada tujuan kognitif dan afektif dari pembelajaran yang dilakukan.
Sebelum guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan materi matematika kepada siswa, mereka  sebaiknya mencobakan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk dijawab sendiri. Hasil dari bertanya kepada diri sendiri oleh guru dapat dijadikan sebagai pertimbangan apakah sebuah pertanyaan layak diajukan kepada siswa atau tidak.
Beberapa contoh tipe-tipe pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam pembelajaran matematika :
a.       Pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan tentang fakta, contoh:denagan cara bagaimana kita menunjukkan 6 dibagi 3 adalah 2?
b.      Pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang keterampilan. Contoh:apa langkah pertama yang hareus dilakukan dalam mengerjakan 3 ½ : 5 ¼?
c.       Pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang konsep. Contoh: apakah definisi sebuah vector ?
d.      Pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang prinsip. Contoh: bagaimanakah rumus umum volume sebuah kerucut ?
e.       Pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman tentang fakta.
 Contoh : mengapa x0 didefinisikan sebagai 1 untuk x tidak = 0
f.       Pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman tentang keterampilan
 contoh :jelaskan mengapa 2 Ö5 * 3Ö5 -5 =25 ?
g.       Pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman tentang konsep. Contoh :mengapa bilangan-bilangan ganjil dikalikan dengan bilangan genap selalu menghasilkan bilangan genap ?
h.      Pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman tentang prinsip. Contoh:mengapa pembagian dengan bilangan nol tidak di defenisikan?
i.        Pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan tentang keterampilan. Contoh: bila kita meminjam uang dari bank, lebih untung cara perhitungan bunga efektif atau perhitungan bunga flat ?
j.        Pertanyaan yang berhubungan dengan penerapan tentang konsep. Contoh: diantara yang berikut ini, manakah yang merupakan persamaan lingkaran?
a.       Y2= x2 +25
b.      2y2= 18-2x2
c.       X+y=9
d.      X2-y2=16
k.      Pertanyaan yang berkaitan dengan pernerapan tentang prinsip,
 Contoh : manakah yang lebih luas kebun yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 314 m dan lebar 12m atau kolam renang yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari lingkaran 12 m?
l.        Pertanyaan yang berkaitan dengan analisis tentang fakta. contoh:mengapa (-1)6/2¹(-1)3?
m.    Pertanyaan yang berhubungan dengan analisis tentang keterampilan. Contoh: jelaskan mengapa langkah pertama dalam mencari 3/4 : ½ adalah menjadikannya 3/4 X 2?
n.      Pertanyaan yang berhubungan dengan analisis tentang konsep,
 Contoh: mengapa sebuah relasi belum tentu merupakan sebuah fungsi?
o.      Pertanyaan yang berkaitan dengan analisis tentang prinsip,
 Contoh: mengapa setiap persegi panjang?
p.      Pertanyaan yang berkenaan dengan sintesis tentang fakta,
 contoh: Ani lebih tua dari Budi, Budi lebih tua dari Candra, Candra lebih muda dari Deni. Siapakah yang lebih muda?
q.      Pertanyaan yang berkaitan dengan sintesis tentang keterampilan. Contoh:mana yang lebih menguntungkan membeli celana dengan harga Rp.54.000,00 dengan diskon 15% atau membeli celana seharga Rp.49.500 tanpa diskon?
r.        Pertanyaan yang berhubungan dengan sintesis tentang  konsep. Contoh:mengapa himpunan semua bilangan riil X dengan operasi-operasi penjumlahan baku dan perkalian baku adalah sebuah ruang vector?
s.       Pertanyaan yang b erkaitan dengan sintesis tentang prinsip,
 Contoh :perlihatkan bahwa jika a adalah matriks m * n dan A(BA) didefenisikan, maka b adalah matriks n*m
t.        Pertan yaan yang berkaitan dengan evaluasi tentang fakta,
 contoh :selisiki manakahn yang merupakan fungsi genap diantara fungsi-fungsi berikut: a. f(x) = 3 x2-5   b. g(x0 = 2Öx+7  c. t(x) = -4x3
u.      Pertanyaan yang berhubungan dengan evaluasi tentang keterampilan. Contoh : dengan cara manakah dalam menyeleseikan sebuah system persamaan linier yang paling efektif , dengan cara substitusi, eliminasi atau operasi baris elementer.
v.      Pertanyaan yang berhubungan dengan evaluasi tentang konsep.
Contoh : tentukan konsep-konsep matematika apa sajakah yang banyak digunakan dalam bidang kimia ?
w.     Pertanyaan yang berkaitan dengan rvaluasi tentang prinsip.
 Contoh :diketahui sejumlah bangun geometri datar, yaitu persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, belah ketupat, jajaran genjang, laying-layang, dan trapesium. Buatkan hubungan diantara mereka dalam bentuk diagram peta konsep!
x.      Pertanyaan yang berkenaan denagn penerapan tentang fakta.
contoh : tentukan hasilnya bila ¼ x 6 : 21/2?

  1. Mengembangkan Strategi Bertanya yang Efektif
Sebuah pertanyaan yang ditujukan untuk sejumlah siswa, seringkali tidak dapat di jawab oleh semua siswa. Hal ini dikarenakan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang mereka miliki untuk menjawab pertanyaan tersebut masing-masing tidak sama.
Siswa yang mempunyai kemampuan matematika rendah sebaiknya terlebih dahulu diberi pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang fakta dan keterampilan. Selanjutnya baru diberi pertanyaan yang mempunyai tingkat kognitif yang lebih tinggi.
Siswa yang mempunyai kemampuan matematika lebih sering kali mendominasi kelas. Dominasi siswa yang berkemampuan matematika lebih perlu dihindari karena akan mengesampingkan keberadaan siswa-siswa yang berkemampuan rendah.
Strategi pemberian pertanyaan dalam pembelajaran matematika akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar selama diberikan secara efektif dan proporsional.
  1. Motivasi
1.      Pengertian motivasi
Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan[3].
Dalam perumusan ini kita dapat melihat bahwa ada 3 unsur yang saling berkaitan:
·       Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi
·       Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan afektive arousal
·       Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan


2.      Fungsi motivasi
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi adalah:
Ø Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa  motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
Ø Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang di inginkan.
Ø Sebagai penggerak. Yang berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Basar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
3.      Cara menggerakkan motivasi belajar siswa
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakan atau membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain[4]:
§   Memberi  angka
Murid yang mendapat angka baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, dan sebaliknya.
§   Pujian
Pujian dapat menimbulkan rasa puas dan senang pada siswa
§   Hadiah
Cara ini dapat dilakukan dalam batas-batas tertentu. Misalnya memberi hadiah  pada akhir tahun ajaran yang menunjukan hasil belajar yang baik.
§   Kerja kelompok
Kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam belajar.
§   Persaingan
Persaingan memberikan motiv-motiv sosial pada murid. Hanya saja persaingan individual memberikan pengaruh yang tidak baik, seperti rusaknya hubungan persahabatan.
§   Sarkasme
Adalah dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar yang kurang. Dalam batas tertentu sarkasme dapat mendorong kegiatan belajar demi nama baik, tapi di pihak lain tidak, karena siswa merasa dirinya di hina
§   Penilaian
Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar. Oleh karena siswa memiliki kecendrungan untuk memperoleh hasil yang baik.
§   Karya wisata dan ekskursi
Cara ini dapat memberikan pengalaman langsung dan bermakna bagi siswa. Suasana bebas , lepas dari keterikatan ruangan kelas, bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan yang ada sehingga belajar lebih menyenangkan.
§   Film pendidikan
Dengan film pendidikan para siswa mendapat pengalaman baru yang merupakan satu unit cerita yang bermakna.
§   Belajar melalui radio
Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah guru, tetapi radio tidak mungkin menggantikan kedudukan guru dalam belajar.

4.      Mendiagnosis dan memberikan motivasi belajar
Motivasi belajar seseorang dipengaruhi  oleh emosi. Adapun hal yang dapat mengakibatkan masalah yang berkaitan dengan emosi siswa diantaranya:
o    Lingkungan belajar siswa yang kurang kondusif
o    Polusi sosial yang berasal dari lingkungan siswa yang berdampak terhadap pola sikap dan pola tindak siswa.
o    Pengalaman dalam lingkungan keluarga.
o    Perubahan system nilai sosial.
Rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya[5]:
a.          Kegagalan berulang yang dialami oleh siswa dalam melakukan aktifitas- aktifitas yang berkaitan dengan matematika
b.         Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan  dengan ketidaknyamanan dalam belajar matematika
c.          Ketidakserasian dalam berinteraksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru.
d.         Kekeliruan siswa dalam memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam matematika.
Agar para siswa lebih termotivasi  dan bersungguh-sungguh dalam belajar matematika, guru seharusnya[6]:
ü  Memperlihatkan betapa bermanfaatnya matematika bagi kehidupan melalui contoh-contoh penerapan matematika yang relevan dengan keseharian siswa.
ü  Menggunakan teknik, metode, dan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat sesuai dengan karakteristik topic yang disajikan.
ü  Memanfaatkan teknik, metode, dan pendekatan yabg bervariasi dalam pembelajaran matematika agar tidak monoton.



BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa salah satu metode dalam mengajar adalah metode Tanya jawab. Strategi mengajukan pertanyaan dapat bermanfaat dan digunakan dalam mempertemukan sejumlah tujuan belajar yang banyak dan bervariasi, baik dalam strategi pembelajaran berkelompok maupun pembelajaran secara individual.Bila kita ingin mendapatkan jawaban dengan tingkat kognitif atau afektif yang lebih tinggi, maka guru harus menggunakan strategi mengajukan pertanyaan yang bersifat lebih tinggi pula.
Berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar dipengaruhi oleh motivasinya dalam belajar. Yang mana motivasi itu adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

  1. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bisa memberi kesempurnaan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


[1] H.Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, 2003. Hal 224
[2] H. Erman Suherman , SPM Kontemporer, 2003.hal 228

Tidak ada komentar:

Posting Komentar